Parameter Mutu Minyak Sawit
April 14, 2021Parameter Mutu Minyak Sawit
1. FFA ( Free Fatty Acid)
FFA atau Free Fatty Acid adalah
group dari asam organik yang terdapat dalam minyak sawit. FFA di dalam minyak
sawit, sebagian besar palmitat, stearat dan oleat. Kandungan palmitat lebih
banyak didalam minyak sawit sehingga Berat molekulnya digunakan dalam perhitungan. FFA terbentuk akibat adanya air dan katalis
melalui reaksi hidrolisa.
Minyak (Trigliserida) + Air
——> FFA + Gloserol
Ada 2 dasar hidrolisis katalis didalam minyak sawit. Pertama hidrolisis enzimatik. Lemak aktif memecahkan enzim, sebagian besar lipoid yang ada didalam buah sawit. Aktifitasnya menghasilkan formasi FFA dipercepat bila mesocarp buah sawit pecah atau memar. Kedua hidrolisis katalis secara spontan. Reaksi ini dipengaruhi oleh kandungan FFA yang ada didalam buah sawit dan telah berkembang yang berhubungan dengan suhu dan waktu. Free fatty scid (asam lemak bebas) dalam minyak produksi adalah untuk menilai kadar asam lemak bebas dalam minyak dengan melarutkan lemak tersebut dalam pelarut organik yang sesuai dan menetralisasi larutan tersebut dengan alkali dengan menggunakan indikator phenolpthalein. Nilai FFA dalam CPO tidak lebih dari 3%. Faktor-faktor yang mempengaruhi FFA adalah :
a. Tingkat kematangan buah sawit
b. Memperpanjang penanganan buah dari waktu panen hingga waktu proses
c. Keterlambatan atau penundaan antara panen dan proses
2.
Moisture content
Penentuan kadar air pada minyak
produksi adalah untuk menilai kandungan zat menguap dalam minyak, yaitu jumlah
zat/bahan yang menguap pada suhu 103 deg C, termasuk di dalamnya air serta dinyatakan sebagai
berkurangnya berat apabila sampel dipanaskan pada suhu 103 deg C. NIlai
moisture content pada CPO tidak lebih dari 0,3%.
3.
Impurities content
Kadar kotoran pada minyak
produksi adalah untuk menilai kadar kotoran dalam minyak yang berupa zat yang
tidak larut dalam pelarut organik yang telah ditentukan, kemudian disaring
dengan media penyaring dan dicuci dengan pelarut tersebut, dikeringkan lalu ditimbang.
Niali dirt content pada CPO tidak lebih dari 0,03%.
4.
Peroxide value
Peroksida ialah hasil oksidasi
pertama yang nontransient dan terbentuk
karena bertambahnya radikal aktif molekul oksigen pada gugus metilen
aktif pada rantai asam lemak yang terdapat dalam minyak. Peroxide value adalah
untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak. Proses pembentukan
peroksida dapat dipercepat oleh adanya cahaya, suasana asam, kelembaban udara
dan katalis (logam Fe,Co, Mn, Ni dan Cr). Peroksida juga dapat mempercepat
proses tmbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki dalam bahan
pangan. Peroxide value pada minyak produksi untuk menilai bilangan Peroxide
dalam minyak dengan cara titrasi ion yodida bebas dengan sodium
thiosulfat.Nilai peroxide value pada CPO tidak
lebih dari 1 meq/kgl.
5.
DOBI
Dobi adalah indeks daya pemucatan
merupakan rasio kandungan karoten dan produk oksidasi sekunder pada CPO. Nilai
Dobi yang rendah mengindikasikan meningkatnya kandungan produk oksidasi
sekunder (produk oksidasi dari karotenoid yang dapat terjadi dari efek rantai asam
lemak teroksidasi). Nilai Dobi diukur dengan alat spektrofotometer UV-Visible,
kandungan karotene diukur pada absorbens 446 nm sedangkan produk oksidasi
sekunder pada absorbens 269 nm. Nilai Dobi yang baik harus lebih dari 2,5.
6.
ß Carotene
Senyawa karotene adalah suatu
senyawa yang larut didalam lemak, berwarna kuning sampai merah di dalam CPO,
sangat dipengaruhi oleh kematangan buah. β-Carotene pada proses refinery
sengaja dihilangkan untuk memperolah minyak goreng yang jernih juga menghindari
terjadinya degradasi β-carotene oleh panas, padahal β-carotene merupakan
pro-vitamin A dan juga sebagai antioksidan alami. Spesifikasi > 500 ppm.
7.
Iodine Value
Iodine Value adalah suatu besaran
untuk mengukur derajat ketidak jenuhan dalam asam lemak. Ini dinyatakan dengan
jumlah gram iodine yang diserap oleh 100 g lemak. Bilangan iodine tergantung
pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam minyak. Lemak yang akan diperiksa
dilarutkan dalam iso oktan kemudian ditambahkan larutan Iodine berlebih, sisa
iodine yang tidak bereaksi dititrasi dengan Na. thiosulfat. Spesifikasi >
50.