-->

Allah itu dikenal, atau juga disebut: Robbul-Mustadhafiin… Tuhannya orang2 miskin, lemah, kecil… Sayang, kitanya yg ga mendekat. Pengen...
Daftar Isi [Tampil]


    Allah itu dikenal, atau juga disebut: Robbul-Mustadhafiin… Tuhannya orang2 miskin, lemah, kecil… Sayang, kitanya yg ga mendekat. Pengendali harga, pada akhirnya ya Allah juga… Tentu ada maksud dari Allah segala cobaan ini. Semua yang jahat & buruk, ya kembali kepada orangnya. Allah kasih ilmu pengetahuan, untuk bisa mensiasati semua keadaan. 
    Kalo ga berlebihan, saat Ramadhan, harusnya malah hemat. Tapi justru konsumsi makin meningkat. Dari sisi pemerintah, hampir ini kebiasaan kita sebenarnya, orang Indonesia. Hidup tanpa perencanaan. Selain tentu ada kejahatan. Harusnya kan udah tau siklus ini bakal terjadi terus, persiapannya selalu “sesudah terjadi”. Bukannya sebelum terjadi.

    Sementara itu, perilaku2 penolak bala, doa2 penolak bala, amalan2 penolak bala, sedikit yang melakukan & membaca. 
    Sebaliknya, perilaku2 pengundang bala, kayak zina, hura2, maksiat, ghibah, korupsi, dusta…begitu meng-Indonesia. Menasional. 
    Gimana Allah ga turunin bala coba? Dari sisi konsepsi ketuhanan, klop dah apa yang menjadi kekurangan/keburukan pemerintah, dengan kita juga.

    Kalo mau berubah, kudu bareng. 
    Pemerintah ya berubah, 
    masyarakat ya berubah. 

    Bukan soal mikir, kerja, pinter, doangan. 
    Tapi soal hak Allah. 
    HAM digedein. Hak Allah engga. 
    Padahal tinggal di buminye siape? 
    Makan rizkinye siape? 
    Ngirup nafas darimane? 
    Suka lupa kita sama Allah. 

    Kita ingetnya sama hak kita doangan. Lupa ama haknya Allah. 
    Wajar aja dah apa2 jadi sulit, susah. 
    Sama yang ngajak keburukan, ga ada sebelnya. 
    Giliran sama yang ngajak kebaikan, debatnya, komennya, ga keruan. Pedes. Padahal cabe mahal, he he.

    Hulu hilir dipikirin, dikerjain, tapi sajadah ga dibenahin. 
    Hati ga dibersihin. 
    Perilaku ga dilurusin. 
    Suka nyari2 genteng yang rusak, yang bolong. Padahal yang masalah, lantainya. Itulah kita. Makanya suka ga ketemu solusi. Salah penyebab.

    PANTANG MENYERAH

    --->>> Ingatkah waktu kita kecil dulu belajar berdiri dan berjalan.. Walau Jatuh bangun berpuluh kali, kita tak pernah menyerah
    --->>> Walau badan terluka, walau ditertawakan dan dikasihani, kita tak peduli, tetap semangat untuk bangkit dan berjalan kembali
    --->>> Demikian pula dalam bermujahadah mendekati-Nya, jangan pernah menyerah walau jatuh bangun, teruslah bergerak, teruslah bergerak..

    Apapun resiko yang harus ditempuh, pasti beruntung bila kita gigih memperbaiki diri hanya karena DIA, benar-benar hanya karena ingin cinta-Nya semata.

    Mudah-mudahan Allah mengangkat derajat kita, memperbaiki kehidupan kita, dan memberikan apa yang kita pinta, hingga pada akhirnya kita termasuk menjadi golongan hamba-hamba Allah yang beruntung di sisi-Nya. Aamiin.

    By: Ust. Yusuf Mansur
    DMCA.com Protection Status
    Bantu Apresiasi Bantu berikan apresiasi jika artikelnya dirasa bermanfaat agar penulis lebih semangat lagi membuat artikel bermanfaat lainnya. Terima kasih.
    Donasi
    Hallo sobat Alwepo, Anda dapat memberikan suport kepada kami agar lebih semangat dengan cara dibawah ini.

    Dana : 085XXXXXXXXX
    PAYPAL : Alwepo
    Done